Pilwalkot Medan 2020 Era Kepemimpinan Anak Muda, Ada 4 Tokoh Santer Diperbincangkan

  • Whatsapp
Seketaris BKPRMI Sumut Amri Fahrizal. foto: ist/ indiespot.id

Majunya sejumlah anak muda meramaikan bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) atau Pilwalkot Medan secara serentak di tahun 2020 mendatang.

Disambut baik oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) Sumatera Utara (Sumut) bahkan dari empat tokoh nama yang sudah santer diperbincangkan, ada dua tokoh pemuda yang tidak asing lagi dalam kanca perpolitikan dan pengusaha di Sumut yakni  Bobby Afif Nasution (Menantu Presiden Jokowi) dan Ricky Prandana Nasution Ketua DPRD Deliserdang Periode 2014-2019.

Bacaan Lainnya

” Tentunya, BKPRMI Sumatera Utara menyambut anak muda maju jadi pemimpin di Kota Medan, kenapa ? Karena, ini memang sudah saatnya, era kepemimpinan anak muda yang bicara untuk Kota Medan ini,” kata Seketaris BKPRMI Sumut Amri Fahrizal Selasa (29/10).

Amri, menjelaskan mengapa saat ini diperlukan sosok anak muda memimpin ibukota Sumatera Utara ini. Selain itu Pilkada 2020 merupakan era kepemimpinan muda baik di level nasional maupun daerah.

” Kita sudah coba golongan tua lah kita bilang, teryata terlalu banyak masalah dan di ikat oleh transaksi-transaksi politik di masa lalu. Sehingga kota Medan hari ini, tidak bergerak tidak lakukan apapun hanya auto pilot,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Amri, maka harus mendorong anak-anak muda potensial untuk maju dalam kontestasi politik baik di level nasional maupun daerah.

” Nah dibutuhkan memang orang-orang yang fresh. Siapa yang fresh itu ? Ya, yang pasti anak muda. Dimana anak muda yang mempunyai ide brilian tidak takut untuk mencoba melakukan hal-hal yang positif. Kemudian membuka diri untuk menampung aspirasi atau ide-ide yang lain dari sekelilingnya. Sehingga, Kota Medan ini bergerak lebih cepat,” ujarnya.

” Banyak contoh kota-kota yang dipimpin anak muda katakanlah Bandung saat itu dipimpin oleh Ridwan Kamil dan hasilnya percepatan pembangunan membuahkan hasil,” tambah Amri.

Amri, menyebutkan, warga Kota Medan, diharapkan ketika ada sosok anak muda yang ingin memimpin, maka mesti disambut baik.

” Nah pertanyaannya kan sekarang siapa anak muda yang pantas, katakanlah Dahnil Anzar Simanjuntak, ya oke. Kenapa karena Dahnil salah satu anak muda berlian, dan kemarin memberikan ide-ide cerdas pada saat masa kampanye pemenangan Prabowo. Tapi hari ini Dahnil tokoh nasional dan dia sudah terlalu lama di Jakarta. Sehingga kemungkinan dia tidak paham betul kondisi Medan,” ungkapnya.

Lanjut Amri, Kota Medan butuh anak Medan yang sudah lama berkecimpung di Kota Medan. Karena anak-anak Medan yang memahami itu atau paling tidak orang-orang yang berkecimpung, bermain, bersosialisasi dan bergaul di Kota Medan. Ada Boby Nasution, Ikhwan Ritonga dan ada Ricky Prandana Nasution.

” Tadi saya melihat (berita) bahwa Ricky sudah menunjukkan niatnya untuk maju menjadi Calon Walikota Medan dengan mengambil formulir pendaftaran di Partai Gerindra. Saya pikir ini langkah besar yang dilakukan anak-anak muda di Sumatera Utara,” akunya.

” Nah, seperti apa kita inginkan dari BKPRMI tentunya pasti adalah pemimpin atau calon pemimpin yang takut sama Allah SWT. Karena apapun ceritanya kalau tidak takut sama Allah maka ini akan kacau,” sebut Amri lagi.

Kemudian penilaian kedua, Amri melihat dari sosok anak muda  yang dari awal sudah berkarir. ” Berkarir di politik, menjalani kehidupan di politik kemudian paham birokrasi politik dan memang menggandalkan kaki dan tangannya sendiri untuk bermain di dunia politik,” ungkapnya.

Amri menilai, untuk sosok Boby, merupakan anak Medan asli tentunya dia secara pribadi mengenal kultur masyarakat Kota Medan dan sosok Boby merupakan pengusaha muda yang sudah sukses.

” Kemudian Boby menantu Presiden, ini artinya lobi-lobi Kota Medan untuk mendatangkan dana-dana bantuan dari pusat seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) ini akan lebih mudah ketika nanti Boby jadi Walikota Medan. Boby sebagai menantu Presiden bisa langsung ngomong kepada Presiden tanpa melalui perantara, tentunya ini sangat menguntungkan Kota Medan. Tetapi, dari segi pengalaman politik Boby belum mempuni,” ungkapnya.

Sedangkan untuk Ikhwan Ritonga, Amri menyebutkan di untungkan dengan Partai Gerindra. Namun katanya, secara kinerja, belum menunjukkan prestasi yang di harapkan. Belum ada ide-idenya yang muncul kepermukaan.

” Apalagi dia kan, sudah dua periode. Selama periode sebelumnya tidak nampak kritik dan saran sebagai partai oposisi. Di DPRD pun dia tidak muncul sebagai pioner, padahal dia adalah Wakil Ketua DPRD kota Medan. Seharusnya menjadi tugasnya sebagai oposisi mengkoreksi kinerja pemerintah Kota Medan,”katanya.

Maka dari itu, Kota Medan, sebut Amri butuh pemimpin yang visioner. Berani dan cerdas dalam menyusun gagasannya. ” Itulah, kita sudah mendengar, sudah melihat kanca kribilitas Ricky Prandana. Dia anggota dewan satu periode, kemudian Ketua DPRD kalau tidak salah saya, beliau Ketua DPRD termuda di Indonesia dan ditambah pengusaha yang juga sukses,” akunya.

” Inikan sebuah prestasi yang baik bagi warga kota Medan untuk mempertimbangkan Ricky, ini orang baik, layak dan kemudian religius. Itu paling penting orang yang takut sama Allah tadi, religius. Kalau dari BKPRMI melihat dari situ orang yang petarung dan teruji kemampuannya untuk di dunia politik ini,” tutup Amri. (rel).

Pos terkait