Indiespot.id-Sumut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, melepas liarkan Harimau Sumatera ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Selasa (3/11). Harimau ini sebelumnya ditangkap karena kerap memangsa ternak warga.
Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi mengatakan, TNGL Gayo Lues sengaja dipilih karena, wilayah itu habitat Harimau Sumatera.
“(lokasinya) Datar, terbuka, berbatu dan bagian dari zona inti TNGL yang menyatu dengan hutan zona inti TNGL. Lokasi ini dekat sumber air dan terdapat saltlick yang tersebar. Di lokasi ini juga ditemukan tanda-tanda keberadaan satwa mangsa seperti rusa, kijang dan kambing hutan,” ujar Hotmauli
Kata Hotmauli pelepasliaran harimau itu, telah melalui kordinasi yang panjang. Harimau dibawa melalui jalur darat dari Sanctuary Harimau Barumun Nagari, Tapanuli Selatan hingga sampai Bandara Patiambang Kabupaten Gayo Lues.
“Selama dalam perjalanan darat, harimau itu selalu dimonitor oleh Tim BBKSDA Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kepala Bidang Konservasi Wilayah III BBKSDA Sumatera Utara, Gunawan Alza,” ujar Hotmauli.
Dari Bandara, kata Hotmauli, harimau diangkut menggunakan Helikopter ke Hutan TNGL, Gayo lues. Lalu sekitar Pukul 08.00, harimau pun, dilepas liarkan.
Hotmauli mengatakan harimau tersebut diberi nama Sri Nabila, awalnya ditangkap karena berkonflik dengan penduduk, Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Pada tanggal 4 Agustus 2020, Harimau Sumatera ini muncul, memangsa seekor anjing dan ular serta ternak warga,’’ungkap Hotmauli.
Lalu pada 15 Agustus 2020, Harimau kembali memangsa se ekor kambing di dekat permukiman warga.
“Tanggal 22 Agustus 2020, Tim Balai Besar KSDA Sumatera Utara turun ke lokasi, bersama-sama dengan petugas koramil setempat dan masyarakat memasang perangkap,” ujar Hotmauli.
Tidak lama kemudian pada 24 Agustus 2020, Harimau Sumatera ini, berhasil masuk ke dalam perangkap lalu dievakuasi ke Sanctuary Harimau Barumun Nagari di Barumun Tapanuli Selatan.
“Kondisi Sri Nabilla saat itu secara umum sehat namun mengalami malnutrisi sehingga tubuhnya terlihat agak kurus akibat tidak mendapatkan pakan yang cukup. Harimau juga, mengalami dehidrasi dan anemia sehingga kondisinya terlihat lemah waktu itu,” ujar Hotmauli.
Selain itu banyak juga ditemukan parasit externa (kutu) di tubuhnya juga terdapat, indikasi gangguan hati. “Umurnya kurang lebih 2 – 3 tahun dengan berat 45,2 Kg. Pengecekan kesehatan secara berkala dilakukan selama dirawat 2,5 bulan di Sanctuary Harimau Barumun Nagari Barumun, Tapanuli Selatan,” ujarnya
Kemudian setelah dilakukan perawatan, kondisi kesehatan harimau tampak lebih baik. “Monitoring dilakukan terhadap nafsu makan, agresifitas serta pergerakannya. (Lalu) dari hasil pengecekan medis terakhir tanggal 30 Oktober 2020 menunjukkan kondisi Sri Nabilla sehat dan siap untuk dilepas liarkan,” tutupnya. (E4)