Dinamisnya perkembangan teknologi saat ini, membuat persaingan di dunia digital semakin ketat. Mereka yang minim inovasi menarik, lambat laun akan semakin ditinggalkan.
Pun begitu bagi persaingan layanan teknologi saat ini, beragam layanan teknologi populer yang sempat booming kini hanya tinggal kenangan manis. Penyedia harus berlapang dada ditinggalkan pengguna dan beralih ke layanan lainnya yang lebih menyenangkan.
Berikut tim Indiespot rangkum, 5 layanan teknologi yang perlahan dilupakan sampai akhirnya musnah oleh zaman:
1. Friendster
Layanan tenologi pertemanan ini sempat booming di era 2000-an. Friendster memang dikenal memiliki beberapa fitur yang menjadi favorit saat itu. Salah satu fitur andalan adalah “testimoni”. Testimoni, mirip dengan komentar pada fitur-fitur umum yang ditemui situsweb masa kini. Dengan testimoni, pengguna Friendster bisa memberikan kesan dan pesan pada pengguna lainnya. Selanjutnya, testimoni tersebut akan tampil di halaman muka si pengguna Friendster.
Akun Friendster kamu, juga dapat dipermak habis-habisan dengan menggunakan kode-kode CSS (Cascading Style Sheets) tingkat dasar. Bila pengguna tidak mengerti kode demikian, ada banyak ragam situsweb pihak ketiga yang memberikan kemudahan menciptakan kode-kode demikian. Memanfaatkan kode-kode tersebut, tema halaman profil Friendster bisa berubah bentuk sesuai keinginan si pengguna.
2. Yahoo! Messenger
Sebelum ada Line, WhatsApp, atau Telegram, orang menggunakan instant messenger seperti Y!M, AOL, atau MSN Messenger untuk berkomunikasi. Saat layanan internet belum seluas sekarang, biasanya para pelajar kala itu memanfaatkan internet di ruang IT sekolah untuk chatting dengan teman, gebetan, atau bahkan strangers. Namun kini semua layanan itu telah resmi ditutup.
3. Google+
Google+ dibuat oleh Google dengan tujuan untuk menyaingi media sosial Facebook. Sayangnya, upaya Google itu tidak berbuah manis. Di saat Facebook melesat begitu cepat, Google+ justru sepi peminat. Banyak orang lebih memilih Facebook, atau bahkan Instagram dan Snapchat untuk bermedia sosial. Akhirnya pada April 2019, Google+ resmi dihentikan.
4. Path
Aplikasi Path sempat populer di kalangan remaja. Path memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto, lokasi, hingga buku yang sedang dibaca, film yang sedang ditonton, atau musik yang sedang didengarkan. Tapi sayang, semakin hari Path semakin dinilai melenceng dari visi misinya untuk menyediakan platform privat bagi penggunanya. Akhirnya, banyak yang beralih ke medsos lain. Pada 2018, Path pun resmi pamit.
5. Blackberry Messenger
Blackberry Messenger (BBM) sempat jadi primadona di kalangan orang-orang yang melek teknologi, termasuk remaja atau pelajar. BBM dianggap memiliki banyak fitur yang sebelumnya nggak dimiliki aplikasi chat mana pun, seperti fitur update status, mengubah display picture, hingga fitur PING. Tapi seiring berjalannya waktu, teknologi chatting juga makin berkembang dan nggak ekslusif hanya bisa diakses di satu perangkat saja seperti halnya BBM. Karena dinilai lambat improvisasi, BBM pun terpaksa ditutup. (E4)