Mungkin mendengar nama susu langsung terpintas dibenak kita akan segarnya susu sapi, namun bagaimana jika yang dipikirkan susu kecoa. Sungguh aneh bukan?
dikutip dari Wolipop, susu kecoa mulai menanjak popularitasnya dan diperkirakan bakal jadi tren besar. Sebelumnya susu kecoa juga sempat jadi perbincangan pada 2018. Dikatakan bahwa banyak yang memprediksi susu kecoa akan jadi ‘sesuatu yang besar’. Sekarang banyak orang percaya kalau susu kecoa benar-benar akan menjadi tren mainstream di 2020.
Munculnya susu kecoa sebenarnya bukanlah hal baru. Lebih dari 12 tahun yang lalu, beberapa peneliti menemukan bahwa di bagian saluran pencernaan hewan kecoa berjenis Diploptera Puctata atau kecoa Kumbang Pasifik, terdapat kristal protein susu.
Tidak seperti jenis kecoa lainnya, kecoa Kumbang Pasifik menyimpan telur-telurnya di dalam semacam kantung kecil sampai telur-telur itu siap menetas. Mirip dengan apa yang terjadi dengan bayi kanguru yang dibesarkan di kantong induknya.
Pada tahun 2016, tim dari India, AS, Jepang dan Perancis menerbitkan jurnal International Union of Crystallographers Journal tentang susu kecoa. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa “susu” kecoa mengandung banyak lemak (sekitar 20 persen dari berat kering), jadi sangat tinggi kalori atau kilojoule. Susu kecoa juga disebut memiliki kandungan energi empat kali lebih banyak dari susu sapi.
Tapi membuat segelas susu kecoa tidaklah mudah. Inverse melansir untuk mendapatkan 100 ml (atau secangkir) “susu” kecoa, dibutuhkan lebih dari 1.000 induk kecoa. (E4)