Guna mengetahui apakah ratusan bangkai babi yang ditemukan di Sungai Bederah dan Danau Siombak mati akibat virus hog cholera atau tidak, Dinas Ketahanaan Pangan dan Peternakan Provinsi (DKPP) Sumatera Utara dan Kota Medan akan turun ke lapangan untuk mengambil sampel.
Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Azhar Harahap mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota di Sumut, dalam upaya mencegah penyebaran virus tersebut.
“Kita sudah berkoordinasi ke Pemko Medan, untuk mereka turun kesana dan mengambil sampel. Untuk memastikan apakah sama (penyebab) yang terjadi di daerah lain,” ungkapnya kepada media. Rabu (6/11).
Lebih lanjut Azhar mengatakan, pihaknya telah turun sebelumnya bersama Balai Veteteriner, setelah mendapatkan laporan.
Berawal dari Dairi pada 25 Oktober lalu, kemudian Humbahas (Humbang Hasundutan) dan Deliserdang.
“Hog cholera yang mewabah ke ternak babi milik masyarakat disebabkan oleh virus. Sehingga tidak bisa dilakukan pengobatan, melainkan hanya dapat dilakukan pencegahan saja,” tambahnya.
Meski begitu pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian ratusan babi yang ditemukan di Sungai Bederah dan Danau Siombak, pihaknya menduga, hewan hewan tersebut mati karena penyebab yang sama yakni hog cholera.
Sebelumnya ratusan bangkai babi ditemukan tewas mengambang di Sungai Berderah selama enam hari belakangan ini, Camat Medan Marelan M. Yunus yang turun ke lokasi menduga babi sengaj di buang oleh okum tertentu daerah lain (E4)