INDIESPOT.ID, MEDAN-Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi memprediksi gelaran Pilkada Kota Medan 2024 akan diikuti 3 pasang calon. Gerindra, PDI Perjuangan dan PKS diprediksi menjadi partai pengusung utama dari 3 pasangan calon tersebut.
Agus menyebutkan, poros pertama adalah Gerindra bersama partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi itu terdiri dari Partai Golkar, Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan total keterwakilan 23 kursi di parlemen.
“Kubu Gerindra ini, dikarenakan memenangkan Pilpres 2024, maka Gerindra dipastikan meminta posisi sebagai Calon Wali Kota Medan,” kata Agus, Senin 3 Juni.
Dalam kontestasi Pilkada 2024 ini, Agus juga memperkirakan Gerindra akan mengajukan 2 nama kadernya. Keduanya yakni, anggota DPR-RI terpilih Ade Jona Prasetyo dan Ketua DPC Gerindra Kota Medan Ihwan Ritonga.
Meskipun mengusai hamper 43 % suara di parlemen, Agus memprediksi koalisi Gerindra tidak serta merta bias memenangi pertarungan dengan mudah. Ia menilai, 2 jagoan Gerindra belum tentu bias meraup suara dari pemilih rasional.
“Tapi, belum tentu juga kubu Gerindra dan koalisinya bisa di atas angin untuk memenangi Pilkada Medan 2024,” katanya..
“Sosok Ade Jona Prasetyo meskipun lolos ke DPR- RI belum tentu mampu mengambil suara pemilih di Medan yang notabene merupakan pemilih rasional yang didasarkan siapa sosok yang akan dipilih. Nama Ihwan Ritonga dinilai juga belum memiliki basis massa pemilih yang kuat di Medan,” jelasnya.
“Sebab, Ihwan Ritonga belum punya pengalaman menjalankan roda pemerintahan sehingga akan sulit baginya untuk meyakinkan pemilih yang ada di luar dapil terkait apa yang bakal dilakukannya untuk Kota Medan ke depan,” sambungnya.
Dari poros PDI Perjuangan, Agus memprediksi jika partai berlambang banteng tersebut akan memberikan kejutan di Pilkada Medan 2024. Ia yakin, PDI Perjuangan akan mengusung Wali Kota Medan 2010-2014 Rahudman Harahap. Selain itu, nama Akhyar Nasution yang merupakan eks kader PDI Perjuangan juga masuk bursa calon Wali Kota Medan.
“Kedua nama itu, juga memiliki pengalaman menjadi pimpinan di kota ini,” ujarnya.
Agus menilai, Rahudman memiliki pribadi tegas dan jadi sahabat semua orang kala dia menjabat Wali Kota Medan. Menurutnya, banyak program kerjanya yang cukup bisa dirasakan masyarakat saat menjabat.
“Saya rasa masih banyak kubu di lingkungan Pemko Medan yang bakal memilihnya bila maju di Pilkada Medan,” katanya.
Meskipun, lanjutnya, persoalan hukum yang pernah menjerat Rahudman Harahap juga harus menjadi catatan penting yang diprediksi jika nanti dia diusung jadi bakal calon Wali Kota akan kembali diungkit lawan politiknya.
Sementara soal partai pengusung, katanya mengingat PDIP yang hanya memiliki 9 kursi di DPRD Medan. Tidak sulit bagi PDIP sepertinya untuk kembali ‘berjalan’ dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ataupun Hanura.
“Dengan Perindo (1 kursi) dan Hanura (2 kursi) dan PDIP sendiri 9 kursi. Dengan total 12 kursi sudah pasti PDIP akan jadi poros kedua yang cukup dipertimbangkan di Pilkada Medan kali ini,” katanya.
Ketiga, poros yang bakal dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Diprediksi akan mengusung nama Hidayatullah yang saat ini masih menjabat Anggota DPR- RI dan Rajuddin Sagala yang kali ketiga terpilih sebagai anggota DPRD Medan.
Agus menilai, Hidayatullah sepertinya akan lebih berpeluang diusung PKS mengingat memiliki basis massa kuat terutama di Medan Utara. Apalagi, beban untuk mundur dari anggota DPR-RI sepertinya akan menjadi salahsatu alasan Hidayatullah lebih berpeluang diusung PKS di Pilkada Medan.
“Karena kan tak terpilih lagi beliau jadi anggota DPR-RI jadi nggak ada beban harus mundur. Sedangkan Rajuddin Sagala jika diusung maju akan menanggalkan jabatannya dulu sebagai anggota DPRD Medan. Saya rasa jika PKS jadi poros ketiga nama Hidayatullah yang paling berpeluang,” sebutnya.
Namun, bagi PKS untuk bisa mengusung calon Wali Kota Medan membutuhkan tambahan kursi dari partai NasDem dan PKB jika mereka bersepakat untuk melanjutkan koalisi perubahan seperti di skala nasional pada Pilpres lalu.
“Sebab, PKS yang kini cuma punya 8 kursi baru bisa mengusung paslon jika ditambah NasDem (5 kursi) dan PKB (2 kursi) yang totalnya 15 kursi atau 30%. Dan telah cukup syarat untuk mengusung paslon di Pilkada Medan. Itu, nanti tergantung lobi-lobi lah,” pungkasnya. (satria)