Raja dan Ratu Belanda Tiba di Danau Toba, Takjub Hingga Dihadiahi Ulos Termahal

  • Whatsapp

Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti akhirnya tiba di Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, Kamis (12/3). Turun di Bandara Silangit, rombongan langsung bertolak ke Bukit Singgolom, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba.

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan, saat berada di Bukit Singgolom, Willem dan Maxima begitu takjub. Bukit Singgolom menyajikan pemandangan sisi lain Danau Toba dengan bingkai Pulau Samosir.

Bacaan Lainnya

“Di Bukit Singgolom hanya 15 menit. Kesan mereka begitu wonderful. Saya menemani raja dan ratu menjelaskan tentang Danau Toba,” kata Arie.

Dalam kesempatan itu, Arie menjelaskan soal tiga erupsi besar yang membentuk Toba. Mulai dari erupsi 800 ribu, 500 ribu hingga terakhir 74 ribu tahun lalu.

“Saya juga menjelaskan sekarang pemerintah sedang giat membangun Danau Toba sebagai 10 bali baru dan merupakan destinasi superprioritas di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo,” kata Arie.

Apalagi, kata Arie, Danau Toba ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark (UGG). “Kita berharap dari pihak belanda merespon soal investasi, paling tidak melakukan join promotion membawa turis ke sini. Karena Danau Toba memang sangat menarik,” ujarnya.

Kunjungi Dusun Siambat Dalan

Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti juga disambut tarian tor tor Panomu Nomuon, saat mereka tiba di Dusun Siambat Dalan, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/2) siang.

Di Desa tersebut, sejumlah tokoh adat ternyata sudah menunggu kedatangan raja dan ratu. Raja dan ratu disambut tepat di depan salah satu dari tujuh rumah Adat Batak (Jabu) yang sudah berusia lebih dari 400 tahun.

Tidak ketinggalan, raja dan ratu juga diberikan hadiah sebuah kain ulos Pinuncaan. Ulos Pinuncaan ternyata terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian dijadikan satu.

Diketahui, ulos jenis ini biasanya dipakai oleh raja-raja dalam berbagai ritual adat. Pinuncaan juga merupakan induknya ulos. Pinuncaan juga merupakan ulos yang dianggap paling mahal dalam adat Batak. (E4)

Pos terkait