Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya di Medan menghadir acara Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema “Jalan Layang Kereta Api: Solusi Angkutan Massal Sekejap dan Nyaman, Lalu Lintas Lancar dan Aman”. Pada hari Sabtu (4/1) sekitar pukul 10.00 Wib di Stasiun Besar KA Medan.
Dikatakan Budi Karya hal ini sesuai dengan program kerja Bapak Presiden Joko Widodo tentang konektivitas.
Hasilnya “Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir Kementrian Perhubungan telah menyelesaikan hampir 1000 km jalur kereta api yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi,” sebutnya saat memberi kata sambutan (4/1).
Dengan pembangunan tersebut diharapkan, jumlah penumpang angkutan kereta api akan meningkat. Sebab jika semakin banyak pengguna kereta api tentunya akan berdampak pada berkurangnya kepadatan di jalan raya.
Seperti kita ketahui bersama, Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar setelah Jakarta, dan mengalami permasalahan yang hampir sama dengan kota – kota besar lain yaitu kemacetan, Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, jumlah kendaraan pribadi di jalan raya yang semakin bertambah hinga menjadi tantangan untuk menatanya.
Menurut Budi Karya Hal itu juga belum diimbangi dengan pembangunan jalan yang memadai, Selain keterbatasan anggaran juga keterbatasan lahan, dan kendala pada pembebasan lahan.
“Solusi pemerintah salah satu cara adalah dengan membangun angkutan umum massal, dan moda kereta api adalah pilihan yang tepat, karena sifatnya massal, ramah lingkungan dan tepat waktu,” ujar Budi Karya.
Sebagai contoh kata Budi Karya, negara-negara berkembang dan maju, bagaimana mereka membangun angkutan umum massal dengan sistem operasi dan pelayanan yang prima sehingga masyarakat terbiasa dan menjadi budaya untuk menggunakan moda ini.
Saat ini “Pemerintah sedang giat membangun prasarana angkutan umum massal, khususnya di daerah-daerah perkotaan. Kita sudah memiliki MRT, LRT, KA Bandara dan lainnya. Kita berharap bahwa moda-moda tersebut bisa dijadikan trasportasi utama masyarakat sehingga problem kemacetan bisa sedikit demi sedikit terurai,” katanya.
Namun konsep pembangunan tersebut harus secara menyeluruh. Simpul-simpul transportasi harus bisa terhubung satu dengan yang lain. “Harus ada integrasi intra moda dan antar moda. Inilah salah satu kunci agar masyarakat bisa beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal dalam mobilitasnya,” Jelas Budi Karya.
Selain itu Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan KA Bandara di Medan Kementerian Perhubungan, telah menyelesaikan pembangunan jalur layang KA sepanjang 10,8 Kilometer dan beberapa prasarana pendukung seperti pembangunan Gedung Baru Stasiun serta Pemasangan Peralatan Pendukung Sistem Persinyalan.
Hasil dari penyelesaian pembangunan jalur layang KA di Medan, Menghasilkan. “waktu tempuh dari Bandara ke Stasiun Medan juga semakin cepat. Jika sebelumnya waktu tempuh dari dan menuju ke bandara memakan waktu 45 menit atau bahkan lebih, saat ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 28 menit saja. Selain itu headway rata-rata 30-40 menit akan mengurangi waktu tunggu calon penumpang,” jelas Budi Karya.
Sementara itu Direktur Jendral Perkeretaapian Zulfikri menerangkan, Pembangunan jalur layang KA sepanjang 10,8 Km ini dengan pembiayaan APBN/SBSN tahun jamak, “Dimulai Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019 dengan alokasi anggaran sebesar 2,86 Triliun Rupiah. Selain untuk pembangunan jalur layang, juga (pembiayaan) modernisasi pemasangan peralatan pendukung pelayanan di Stasiun Medan,” katanya (4/1).
Zulfikri menambahkan, Dengan peningkataan pembangunan lajur ini telah menghilangkan 9 titik perlintasan sebidang. “Hasil Pembangunan prasarana ini telah melalui pengujian oleh Komite Keselamatan Jembatan Terowongan dan Jalan (KKJTJ) dan juga telah diuji oleh Balai Pengujian Ditjen Perkeretaapian dan dinyatakan layak operasi,” ungkapnya.
Untuk diketaui sejak mulai beroperasi (1/12/2019) telah terjadi kenaikan jumlah penumpang. Pada Desember 2019 terdapat 50.630 penumpang dibandingkan pada bulan November 2019 sebanyak 48.719 atau ada kenaikan sekitar 10 persen serta jumlah perjalanan kereta bertambah dari 42 menjadi 50 per hari. (E3)